1.1.Pengertian Sistem
Kata
sistem barasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti “cara, strategi”.
Dalam bahasa Inggris system berarti “system, susunan, jaringan, cara”. System
juga diartikan “suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir”.
Definisi
tradisional menyatakan bahwa system adalah seperangkat komponen atau
unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya
mobil adalah suatu system, yang meliputi komponen-komponen seperti roda, rem,
kemodi, mesin, dan sebagainya. Dalam artian yang luas, mobil sebenarnya adalah
suatu subsistem atau komponen dalam system tranportasi, di samping alat-alat
transport lainnya, seperti sepeda, motor, pesawat terbang dan sebagainya.
Definisi
modern juga tidak jauh berbeda dengan definisi tradisional seperti apa yang
dikemukakan oleh para ahli, antara lain:
1.
Immegart mendifinisikan system adalah
suatu keseluruhan yang memiliki bagian-bagian yang tersusun secara sistematis,
bagian-bagian itu terelasi antara satu dengan yang lain, serta peduli terhadap
kontek lingkungannya.
2.
Roger A Kanfman mendifinisikan system
dengan sutu totalitas yang tersusun dari bagian-bagian yang bekerja secara
sendiri-diri atau bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil atau tujuan yang
diinginkan berdasarkan kebutuhan.
3.
Zahara Idris mengemukakan bahwa system
adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau element-element,
atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang
teratur untuk mencapai suatu hasil.
1.2.Sedangkan Pengertian pendidikan
Adalah pada hakikatnya merupakan suatu
kegiatan yang secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang
dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar
anak tersebut mencapai kedewasaan.
Menurut Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan setiap system pasti mempunyai ciri-ciri, antara lain:
1.
Komponen-komponen, Komponen adalah
bagian suatu system yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha
mencapai tujuan system.
2.
Interaksi atau saling berhubungan, semua
komponen dalam sustu system pasti saling mempengaruhi dan saling berhubungan
antara satu dengan yang lainnya.
3.
Proses transformasi, semua system dalam
mencapai tujuannya pasti memerlukan sebuah proses.
4.
Koreksi, untuk mengetahui apakah
semuanya berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka
diperlukan adanya koreksi terhadap semua itu.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, mungkin dapat kita simpulkan bahwa sistem pendidikan adalah suatu system yang terdiri dari komponen-komponen yang ada dalam proses pendidikan, dimana antara satu komponen dengan komponen yang lainnya saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pendidikan
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, mungkin dapat kita simpulkan bahwa sistem pendidikan adalah suatu system yang terdiri dari komponen-komponen yang ada dalam proses pendidikan, dimana antara satu komponen dengan komponen yang lainnya saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pendidikan
Secara
teoritis, suatu system pendidikan terdiri dari komponen-komponen atau
bagian-bagian yang menjadi inti dari proses pendidikan. Adapun
komponen-komponen tersebut terdiri dari tujuan, Pendidik, Peserta didik, alat
pendidikan, dan lingkungan.
1. Tujuan
Tujuan
adalah batas cita-cita yang diinginkan dalam satu usaha. Semua usaha mempunyai
dan diikat oleh tujuan tertentu, termasuk usaha pendidikan. Sebab tanpa adanya
tujuan tersebut, maka usaha itu tidaklah mempunyai arti apa-apa. Tujuan yang
ingin dicapai dalam satu usaha perlu dikonkritkan lebih dahulu sebelum usaha
dimulai, sebab tujuan mempunyai fuingsi yang tertentu terhadap satu usaha.
Secara
umum terdapat dua pandangan mengenai tujuan pendidikan, pandangan yang pertama
yang berorientasi pada individu berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah
mempersiapkan peserta didik agar bisa mearaih kebahagiaan dan kesuksesan dalam
kehidupannya. Sedangkan pandangan yang kedua berorientasi pada kemasyarakatan,
bagi mereka pendidikan bertujuan mempersiapkan manusia yang bisa berperan dan
menyesuaikan diri dalam masyarakatnya masing-masing.
2. Pendidik
Pendidik adalah orang yang melaksanakan pendidikan. Dialah sebagai pihak yang mendidik, pihak yang memberikan anjuran, norma-norma, bermacam-macam pengetahuan dan kecakapan, pihak yang turut membentuk anak, pihak yang turut membantu menghumanisasikan anak. Karena sedemikian besar tugas seorang pendidik maka diperlukan adanya persaratan-persaratan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, persyaratan tersebut diantaranya:
Pendidik adalah orang yang melaksanakan pendidikan. Dialah sebagai pihak yang mendidik, pihak yang memberikan anjuran, norma-norma, bermacam-macam pengetahuan dan kecakapan, pihak yang turut membentuk anak, pihak yang turut membantu menghumanisasikan anak. Karena sedemikian besar tugas seorang pendidik maka diperlukan adanya persaratan-persaratan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, persyaratan tersebut diantaranya:
a. Persyaratan
Jasmaniah
Seorang
pendidik merupakan petugas lapangan dalam pendidikan. Factor kesehatan
jasmaniah adalah factor yang menentukan terhadap lancar dan tidaknya proses
pendidikan yang ada, dan disamping itu kesehatan jasmaniah dari seorang
pendidik banyak memberikan pengaruh terhadap anak didik, terutama yang
menyangkut kebanggaan mereka apabila memiliki guru yang berbadan sehat
b. Persyaratan
Keperibadian
Persyaratan
keperibadian ini manyangkut masalah keseluruhan rokhaniah manusia, sikap, dan
tingkah laku. Bentuk rokhaniah manusia hubungannya dengan masalah moral yang
baik, dimana seorang guru harus memiliki moral tersebut sehingga dapat menjadi
suritauladan bagi anak didiknya. Adapun sikap-sikap yang dapat digolongkan ke
dalam moral yang baik antara lain: jujur, adil, bijaksana, pemaaf, ikhlas, mau
mengakui kwsalahan sendiri, dan lain-lain
c. Persyaratan
pengetahuan pendidikan
Setiap
pendidik tidaklah cukup dengan sekedar pandai atau mempunyai pengetahuan saja,
tetapi untuk menjadi seorang pendidik yang baik maka perlu memiliki
pengetahuan-pengetahuan yang ada sesuai dengan kedudukannya sebagai pendidik.
Adapun pengetahuan-pengetahuan yang penting perlu diketahui diantaranya: ilmu
sejarah pendidikan, ilmu psikologi, kurikulum, ilmu tentang metode mengajar,
pengetahuan tentang dasar dan tujuan pendidikan, pengetahuan tentang moral.
3. Peserta
Didik
Peserta
didik adalah sasaran pendidikan, pihak yang dididik, diarahkan, dipimpin, dan
diberi bermacam-macam ilmu pengetahuan dan keterampilan. Peserta didik juga
bisa dikatakan sebagai pihak yang dihumanisasikan.
4. Alat
Pendidikan
Adalah
segala sesuatu yang membantu terlaksananya proses pendidikan dalam rangka
mencapai tujuannya, baik berupa benda atau bukan benda. Alat pendidikan
mempunyai pengertian yang sangat luas oleh sebab itu dalam pembicaraanalat
pendidikan perlu diadakan pembagian-pembagian, sebab ada yang menganggap juga
bahwa alat pendidikan adalah suatu tindakan atau perbuatan atau situasi yang
dengan sengaja diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Secara umum alat pendidikan terbagi menjadi dua macam yaitu berbentuk benda dan berbentuk non benda. Yang berbentuk benda misalnya: papan tulis, bangku, meja dan sebagainya. Sedangkan yang berbentuk non benda misalnya: teguran, peringatan, ganjaran, dan sebagainya. Bagi para pendidik dengan tugasnya dituntut untuk menyempurnakan alat-alat pendidikan yang penting disamping itu pula keterampilan seorang pendidik dalam pemakaian alat-alat pendidikan banyak menentukan kesuksesan pendidikan.
Tentunya banyak sekali factor-faktor yang harus diperhitungkan oleh para pendidik dalam hubungannya dengan pemakaiaan alat-alat pendidikan factor tersebut antara lain: Faktor pendidik sebagai Subjek pendidikan, Faktor anak didik, faktor kemampuan.
Secara umum alat pendidikan terbagi menjadi dua macam yaitu berbentuk benda dan berbentuk non benda. Yang berbentuk benda misalnya: papan tulis, bangku, meja dan sebagainya. Sedangkan yang berbentuk non benda misalnya: teguran, peringatan, ganjaran, dan sebagainya. Bagi para pendidik dengan tugasnya dituntut untuk menyempurnakan alat-alat pendidikan yang penting disamping itu pula keterampilan seorang pendidik dalam pemakaian alat-alat pendidikan banyak menentukan kesuksesan pendidikan.
Tentunya banyak sekali factor-faktor yang harus diperhitungkan oleh para pendidik dalam hubungannya dengan pemakaiaan alat-alat pendidikan factor tersebut antara lain: Faktor pendidik sebagai Subjek pendidikan, Faktor anak didik, faktor kemampuan.
5. Lingkungan
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada disekitar anak baik berupa benda-benda,
peristiwa-peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat terutama yang dapt
memberikan pengaruh kuat kepada anak yaitu lingkungan dimana proses pendidikan
tersebut berlangsung antara lain berkaitan dengan keadaan sekolah, perlengkapan
peralatan sekolah, keadaan murid-murid, keadaan guru-guru, dan lain-lain. Serta
lingkungan dimana anak-anak bergaul sehari-harinya yang meliputi lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat. Yang berkaitan dengan lingkungan keluarga
misalnya: perlakuan orang tua terhadap anak, status anak dalam keluarga, besar
kecilnya keluarga, keadaan ekonomi keluarga, pendidikan orang tua. Sedangkan
yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat misalnya keadaan masyarakat
tersebut.
Pengaruh
lingkungan tidaklah seperti pengaruh yang diberikan oleh pendidik, sebab pengaruh
lingkungan tanpa adanya kesengajaan, kesadaran, apalagoi perencanaan.berbeda
dengan pengaruh yang diberikan pendidik dimana mereka berusaha dengan sadar,
tanggung jawab, sistematis dalam mengantarkan peserta didik mencapai
kedewasaannya.
1.3.Kelebihan
Menjadi Seorang Guru/Pendidik
Menjadi
seorang guru adalah tugas yang mulia asalkan niatnya
betul-betul ingin mencerdaskan dan membawa perubahan pada peserta didik.
1.
Memberi kesempatan untuk
membuat perubahan
Indonesia
memiliki sumber daya manusia yang sangat banyak dan tugas guru lah untuk
memberikan pengetahuan dan gambaran tentang masa depan. Anak didik sekarang
merupakan calon pemimpin masa depan yang harus dibina untuk menjadi seorang
pemimpin sejati. Salah satu tugas guru adalah menjadi katalisator atau agen
perubahan anak, dari anak malas menjadi rajin, anak kurang pandai menjadi
pandai, anak manja menjadi mandiri dan lainnya. Itu semua adalah pekerjaan
besar dan dimulai dari hal kecil dan berdampak besar bagi masa depan Indonesia.
2.
Menjadi pendidik menawarkan
jam kerja yang fleksibel
Jika
dibandingkan dengan profesi lain maka guru adalah profesi dengan jam kerja
relatif sedikit. Sekolah biasanya mulai pukul 7.00 dan pulang sekitar pukul
14.00 untuk yang PNS, jika tidak ada tambahan. Belum lagi dalam satu hari tidak
semua guru full mengisi kelas dari pagi hingga siang.
3.
Memberikan kesempatan
bekerjasama dengan semua tipe orang
Di sekolah
tentunya guru akan bertemu berbagai jenis karakteristik siswa, orang tua dan
guru lainnya. Hal tersebut akan menambah wawasan pendidik tentang manusia dan
menyadari akan pentingnya kebersamaan dalam perbedaan.
4.
Menjadi pendidik tidak akan
merasa bosan
Setiap hari
seorang guru akan menjalani keadaan yang berbeda baik itu di kelas, di luar
kelas atau di manapun. Setiap hari pasti memiliki cerita yang berbeda entah
dengan guru, dengan siswa atau keadaan lain. Sekolah adalah tempat yang dinamis
dan tidak ada yang pernah sama dari mulai hari sekolah itu berdiri hingga saat
ini.
5.
Menjadi pendidik akan
kreatif menyebarkan ilmu dan passion kepada setiap pun
Pendidik
haruslah memiliki passion yang tinggi terhadap ilmu yang ia dalami. Guru yang
baik akan selalu antusias ketika mengajar dan memotivasi siswa.
6.
Menjadi pendidik membimbing
pribadi untuk menjadi profesional dan pembelajar
Profesi guru
akan menuntut kita untuk terus haus akan belajar dan tidak puas dengan ilmu
yang sekarang kuasai. Metode pendidikan yang berubah dari zaman ke zaman
membuat seorang pendidik harus terus meng update kemampuannya setiap saat dan
mengaplikasikannya di dalam kelas.
7.
Menjadi pendidik menciptakan
tali ikatan batin dengan siswa sepanjang hidupnya
Seorang
pendidikan akan terus berinteraksi dengan anak didik selama di kelas dalam
jangka waktu lama. Hal tersebut membuat siswa akan menganggap guru adalah orang
tua mereka sendiri.
8.
Menjadi pendidik akan
mendapatkan banyak penghargaan
Saat ini
menjadi guru khususnya PNS akan mendapat banyak penghargaan materi mulai dari
tunjangan, sertifikasi, uang pensiun dan lainnya. Selain itu menjadi guru (yang
baik tentunya) akan mendapat penghargaan dari masyarakat yang bersifat
sosial.
1.4.Kelemahan Menjadi Seorang
Pendidika/Guru
Dari pengamatan atau analisi terhadap kegiatan
pembelajaran di kelas dapat dikemukakan beberapa kelemahan antara lain :
1.
Guru tidak menggunakan RPP
sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. ‘
RPP adalah
skenario pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelum pelaksanaan pembelajaran
dimulai. Dalam dokumen tersebut tidak hanya berisi kompetensi apa yang akan
dicapai tetapi juga memuat secara rinci berapa lama waktu tatap muka dilakukan.
Bahkan dirinci pula berapa menit kegiatan awal untuk melaksanakan kegiatan
rutin, apersepsi dan penjajagan untuk mengenal bekal awal siswa. Waktu yang
digunakan untuk kegiatan inti, dan rincian waktu untuk kegiatan akhir. Dalam
RPP juga tercantum secara jelas alat bantu mengajar apa yang diperlukan dan
sumber belajar apa yang digunakan. Demikian pula di dalam RPP juga telah
dicantumkan rencana kegiatan penilaian yang merupakan upaya untuk mendapatkan
umpan balik keberhasilan guru dalam mengajar.Kenyataannya RPP tidak
difungsikan, bahkan ada guru yang mengajar tanpa bertpedoman pada RPP. Hal ini
menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak terarah.
2.
Guru tidak mempersiapkan alat
bantu mengajar. Alat bantu mengajar sangat diperlukan untuk
membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran, sehingga siswa mengetahui
secara nyata melalui benda-benda yang nyata. Dengan alat bantu ini pengetahuan
tidak hanya berupa verbal, dan bisa mengatasi kesenjangan komunikasi guru
dengan siswa. Kenyataannya guru tidak membawa alat bantu mengajar sehingga yang
dilakukan hanyalah ceramah-dan ceramah saja.
3.
Guru kurang memperhatikan
kemampuan awal siswa. Pengetahuan ten tang kemampuan awal siswa diperlukan
oleh guru untuk menetapkan strategi mengajar, bahkan untuk mengajukan
pertanyaanpun diperlukan pemahaman tentang kemampuan awal siswa. Dengan
memahami kemampuan awal siswa ini guru dapat membantu siswa memperlancar proses
pe,mbelajaran yang dilkukan dan memperkecil peluang kesulitan yang dihadapi
siswa. Adakalanya satu materi tertentu memerlukan prasarat pengetahuan
sebelumnya. Jika pengetahuan prasyarat ini belum dikuasi dan guru sudah
melanjutkan pada materi berikutnya bisa dipastikan bahwa siswa akan kesultan
mengikuti pelajaran. Hal ini bisa dideteksi melalui perilaku siswa. Siswa yang
tidak dapat mengikuti materi yangs edang dibahas oleh guru cenderung
berperilaku “menyimpang” seperti: melamun, menulis atau menggambar yang tidak
ada hubungannya dengan materi pelajaran, berbicara sendiri atau
kegiatan-kegiatan lain yang tidak terkait dengan isi pembelajaran.
4.
Penggunaan papan tulis yang
kurang tepat. Pada umumnya guru langsung memulai pelajaran tanpa
menuliskan Pokok persoalan yang akan dibahas dan tujuan pembelajarannya.
Penulisan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran ini bergna sebagai kontrol bagi
guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar tidak keluar
dari jalur. Kecenderungan lainnya adalah penggunaan papan tulis yang kaacau.
Siswa tidak tahu apa sebenarnya yang dibahas, dan untuk apa hal itu dibahas.
Guru terlalu sibuk menulis dan membuat ilustrasi di papan tulis yang
kadang-kadang sulit ditangkap siswa dan tidak disimpulkan.
5.
Tidak melaksanakan
evaluasi. Dengan alasan kekurangan waktu seringkali guru tidak
melaksanakan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan. Evaluasi ini bertguna
bagi guru untuk mengetahui seberapa besar keefektifan pembelajaran yang
dilakukannya. Dengan melakukan evaluasi pada setiap akhir kegiatan bahasan
akan bisa mendeteksi siswa mana yang masih kesulitas dan pada bagian apa siswa
merasa sulit. Hal ini akan sangat berguna bagi guru dalam membantu siswa.