Jumat, 23 Oktober 2015

RUANGLINGKUP PENGERTIAN SISTEM DAN SISTEM PENDIDIKAN



1.1.Pengertian Sistem
Kata sistem barasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris system berarti “system, susunan, jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir”.
Definisi tradisional menyatakan bahwa system adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya mobil adalah suatu system, yang meliputi komponen-komponen seperti roda, rem, kemodi, mesin, dan sebagainya. Dalam artian yang luas, mobil sebenarnya adalah suatu subsistem atau komponen dalam system tranportasi, di samping alat-alat transport lainnya, seperti sepeda, motor, pesawat terbang dan sebagainya.
Definisi modern juga tidak jauh berbeda dengan definisi tradisional seperti apa yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:
1.      Immegart mendifinisikan system adalah suatu keseluruhan yang memiliki bagian-bagian yang tersusun secara sistematis, bagian-bagian itu terelasi antara satu dengan yang lain, serta peduli terhadap kontek lingkungannya.
2.      Roger A Kanfman mendifinisikan system dengan sutu totalitas yang tersusun dari bagian-bagian yang bekerja secara sendiri-diri atau bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan berdasarkan kebutuhan.
3.      Zahara Idris mengemukakan bahwa system adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau element-element, atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur untuk mencapai suatu hasil.
1.2.Sedangkan Pengertian pendidikan
Adalah pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan setiap system pasti mempunyai ciri-ciri, antara lain:
1.       Komponen-komponen, Komponen adalah bagian suatu system yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan system.
2.       Interaksi atau saling berhubungan, semua komponen dalam sustu system pasti saling mempengaruhi dan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
3.       Proses transformasi, semua system dalam mencapai tujuannya pasti memerlukan sebuah proses.
4.       Koreksi, untuk mengetahui apakah semuanya berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka diperlukan adanya koreksi terhadap semua itu.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, mungkin dapat kita simpulkan bahwa sistem pendidikan adalah suatu system yang terdiri dari komponen-komponen yang ada dalam proses pendidikan, dimana antara satu komponen dengan komponen yang lainnya saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pendidikan
Secara teoritis, suatu system pendidikan terdiri dari komponen-komponen atau bagian-bagian yang menjadi inti dari proses pendidikan. Adapun komponen-komponen tersebut terdiri dari tujuan, Pendidik, Peserta didik, alat pendidikan, dan lingkungan.
1.      Tujuan
Tujuan adalah batas cita-cita yang diinginkan dalam satu usaha. Semua usaha mempunyai dan diikat oleh tujuan tertentu, termasuk usaha pendidikan. Sebab tanpa adanya tujuan tersebut, maka usaha itu tidaklah mempunyai arti apa-apa. Tujuan yang ingin dicapai dalam satu usaha perlu dikonkritkan lebih dahulu sebelum usaha dimulai, sebab tujuan mempunyai fuingsi yang tertentu terhadap satu usaha.
Secara umum terdapat dua pandangan mengenai tujuan pendidikan, pandangan yang pertama yang berorientasi pada individu berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik agar bisa mearaih kebahagiaan dan kesuksesan dalam kehidupannya. Sedangkan pandangan yang kedua berorientasi pada kemasyarakatan, bagi mereka pendidikan bertujuan mempersiapkan manusia yang bisa berperan dan menyesuaikan diri dalam masyarakatnya masing-masing.
2.      Pendidik
Pendidik adalah orang yang melaksanakan pendidikan. Dialah sebagai pihak yang mendidik, pihak yang memberikan anjuran, norma-norma, bermacam-macam pengetahuan dan kecakapan, pihak yang turut membentuk anak, pihak yang turut membantu menghumanisasikan anak. Karena sedemikian besar tugas seorang pendidik maka diperlukan adanya persaratan-persaratan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, persyaratan tersebut diantaranya:
a.       Persyaratan Jasmaniah
Seorang pendidik merupakan petugas lapangan dalam pendidikan. Factor kesehatan jasmaniah adalah factor yang menentukan terhadap lancar dan tidaknya proses pendidikan yang ada, dan disamping itu kesehatan jasmaniah dari seorang pendidik banyak memberikan pengaruh terhadap anak didik, terutama yang menyangkut kebanggaan mereka apabila memiliki guru yang berbadan sehat
b.      Persyaratan Keperibadian
Persyaratan keperibadian ini manyangkut masalah keseluruhan rokhaniah manusia, sikap, dan tingkah laku. Bentuk rokhaniah manusia hubungannya dengan masalah moral yang baik, dimana seorang guru harus memiliki moral tersebut sehingga dapat menjadi suritauladan bagi anak didiknya. Adapun sikap-sikap yang dapat digolongkan ke dalam moral yang baik antara lain: jujur, adil, bijaksana, pemaaf, ikhlas, mau mengakui kwsalahan sendiri, dan lain-lain
c.       Persyaratan pengetahuan pendidikan
Setiap pendidik tidaklah cukup dengan sekedar pandai atau mempunyai pengetahuan saja, tetapi untuk menjadi seorang pendidik yang baik maka perlu memiliki pengetahuan-pengetahuan yang ada sesuai dengan kedudukannya sebagai pendidik. Adapun pengetahuan-pengetahuan yang penting perlu diketahui diantaranya: ilmu sejarah pendidikan, ilmu psikologi, kurikulum, ilmu tentang metode mengajar, pengetahuan tentang dasar dan tujuan pendidikan, pengetahuan tentang moral.
3.      Peserta Didik
Peserta didik adalah sasaran pendidikan, pihak yang dididik, diarahkan, dipimpin, dan diberi bermacam-macam ilmu pengetahuan dan keterampilan. Peserta didik juga bisa dikatakan sebagai pihak yang dihumanisasikan.
4.      Alat Pendidikan
Adalah segala sesuatu yang membantu terlaksananya proses pendidikan dalam rangka mencapai tujuannya, baik berupa benda atau bukan benda. Alat pendidikan mempunyai pengertian yang sangat luas oleh sebab itu dalam pembicaraanalat pendidikan perlu diadakan pembagian-pembagian, sebab ada yang menganggap juga bahwa alat pendidikan adalah suatu tindakan atau perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Secara umum alat pendidikan terbagi menjadi dua macam yaitu berbentuk benda dan berbentuk non benda. Yang berbentuk benda misalnya: papan tulis, bangku, meja dan sebagainya. Sedangkan yang berbentuk non benda misalnya: teguran, peringatan, ganjaran, dan sebagainya. Bagi para pendidik dengan tugasnya dituntut untuk menyempurnakan alat-alat pendidikan yang penting disamping itu pula keterampilan seorang pendidik dalam pemakaian alat-alat pendidikan banyak menentukan kesuksesan pendidikan.
Tentunya banyak sekali factor-faktor yang harus diperhitungkan oleh para pendidik dalam hubungannya dengan pemakaiaan alat-alat pendidikan factor tersebut antara lain: Faktor pendidik sebagai Subjek pendidikan, Faktor anak didik, faktor kemampuan.
5.      Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar anak baik berupa benda-benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat terutama yang dapt memberikan pengaruh kuat kepada anak yaitu lingkungan dimana proses pendidikan tersebut berlangsung antara lain berkaitan dengan keadaan sekolah, perlengkapan peralatan sekolah, keadaan murid-murid, keadaan guru-guru, dan lain-lain. Serta lingkungan dimana anak-anak bergaul sehari-harinya yang meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Yang berkaitan dengan lingkungan keluarga misalnya: perlakuan orang tua terhadap anak, status anak dalam keluarga, besar kecilnya keluarga, keadaan ekonomi keluarga, pendidikan orang tua. Sedangkan yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat misalnya keadaan masyarakat tersebut.
Pengaruh lingkungan tidaklah seperti pengaruh yang diberikan oleh pendidik, sebab pengaruh lingkungan tanpa adanya kesengajaan, kesadaran, apalagoi perencanaan.berbeda dengan pengaruh yang diberikan pendidik dimana mereka berusaha dengan sadar, tanggung jawab, sistematis dalam mengantarkan peserta didik mencapai kedewasaannya.
1.3.Kelebihan Menjadi Seorang Guru/Pendidik
Menjadi seorang guru adalah tugas yang mulia asalkan niatnya betul-betul ingin mencerdaskan dan membawa perubahan pada peserta didik.
1.      Memberi kesempatan untuk membuat perubahan 
Indonesia memiliki sumber daya manusia yang sangat banyak dan tugas guru lah untuk memberikan pengetahuan dan gambaran tentang masa depan. Anak didik sekarang merupakan calon pemimpin masa depan yang harus dibina untuk menjadi seorang pemimpin sejati. Salah satu tugas guru adalah menjadi katalisator atau agen perubahan anak, dari anak malas menjadi rajin, anak kurang pandai menjadi pandai, anak manja menjadi mandiri dan lainnya. Itu semua adalah pekerjaan besar dan dimulai dari hal kecil dan berdampak besar bagi masa depan Indonesia.
2.      Menjadi pendidik menawarkan jam kerja yang fleksibel
Jika dibandingkan dengan profesi lain maka guru adalah profesi dengan jam kerja relatif sedikit. Sekolah biasanya mulai pukul 7.00 dan pulang sekitar pukul 14.00 untuk yang PNS, jika tidak ada tambahan. Belum lagi dalam satu hari tidak semua guru full mengisi kelas dari pagi hingga siang. 
3.      Memberikan kesempatan bekerjasama dengan semua tipe orang
Di sekolah tentunya guru akan bertemu berbagai jenis karakteristik siswa, orang tua dan guru lainnya. Hal tersebut akan menambah wawasan pendidik tentang manusia dan menyadari akan pentingnya kebersamaan dalam perbedaan.
4.      Menjadi pendidik tidak akan merasa bosan
Setiap hari seorang guru akan menjalani keadaan yang berbeda baik itu di kelas, di luar kelas atau di manapun. Setiap hari pasti memiliki cerita yang berbeda entah dengan guru, dengan siswa atau keadaan lain. Sekolah adalah tempat yang dinamis dan tidak ada yang pernah sama dari mulai hari sekolah itu berdiri hingga saat ini. 
5.      Menjadi pendidik akan kreatif menyebarkan ilmu dan passion kepada setiap pun
Pendidik haruslah memiliki passion yang tinggi terhadap ilmu yang ia dalami. Guru yang baik akan selalu antusias ketika mengajar dan memotivasi siswa.
6.      Menjadi pendidik membimbing pribadi untuk menjadi profesional dan pembelajar
Profesi guru akan menuntut kita untuk terus haus akan belajar dan tidak puas dengan ilmu yang sekarang kuasai. Metode pendidikan yang berubah dari zaman ke zaman membuat seorang pendidik harus terus meng update kemampuannya setiap saat dan mengaplikasikannya di dalam kelas.
7.      Menjadi pendidik menciptakan tali ikatan batin dengan siswa sepanjang hidupnya
Seorang pendidikan akan terus berinteraksi dengan anak didik selama di kelas dalam jangka waktu lama. Hal tersebut membuat siswa akan menganggap guru adalah orang tua mereka sendiri. 
8.      Menjadi pendidik akan mendapatkan banyak penghargaan
Saat ini menjadi guru khususnya PNS akan mendapat banyak penghargaan materi mulai dari tunjangan, sertifikasi, uang pensiun dan lainnya. Selain itu menjadi guru (yang baik tentunya) akan mendapat penghargaan dari masyarakat yang bersifat sosial. 
1.4.Kelemahan Menjadi Seorang Pendidika/Guru
Dari pengamatan atau analisi terhadap kegiatan pembelajaran di kelas dapat dikemukakan beberapa kelemahan antara lain :
1.      Guru tidak menggunakan RPP sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. ‘
RPP adalah skenario pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai. Dalam dokumen tersebut tidak hanya berisi kompetensi apa yang akan dicapai tetapi juga memuat secara rinci berapa lama waktu tatap muka dilakukan. Bahkan dirinci pula berapa menit kegiatan awal untuk melaksanakan kegiatan rutin, apersepsi dan penjajagan untuk mengenal bekal awal siswa. Waktu yang digunakan untuk kegiatan inti, dan rincian waktu untuk kegiatan akhir. Dalam RPP juga tercantum secara jelas alat bantu mengajar apa yang diperlukan dan sumber belajar apa yang digunakan. Demikian pula di dalam RPP juga telah dicantumkan rencana kegiatan penilaian yang merupakan upaya untuk mendapatkan umpan balik keberhasilan guru dalam mengajar.Kenyataannya RPP tidak difungsikan, bahkan ada guru yang mengajar tanpa bertpedoman pada RPP. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak terarah.
2.      Guru tidak mempersiapkan alat bantu mengajar. Alat bantu mengajar sangat diperlukan untuk membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran, sehingga siswa mengetahui secara nyata melalui benda-benda yang nyata. Dengan alat bantu ini pengetahuan tidak hanya berupa verbal, dan bisa mengatasi kesenjangan komunikasi guru dengan siswa. Kenyataannya guru tidak membawa alat bantu mengajar sehingga yang dilakukan hanyalah ceramah-dan ceramah saja.
3.      Guru kurang memperhatikan kemampuan awal siswa. Pengetahuan ten tang kemampuan awal siswa diperlukan oleh guru untuk menetapkan strategi mengajar, bahkan untuk mengajukan pertanyaanpun diperlukan pemahaman tentang kemampuan awal siswa. Dengan memahami kemampuan awal siswa ini guru dapat membantu siswa memperlancar proses pe,mbelajaran yang dilkukan dan memperkecil peluang kesulitan yang dihadapi siswa. Adakalanya satu materi tertentu memerlukan prasarat pengetahuan sebelumnya. Jika pengetahuan prasyarat ini belum dikuasi dan guru sudah melanjutkan pada materi berikutnya bisa dipastikan bahwa siswa akan kesultan mengikuti pelajaran. Hal ini bisa dideteksi melalui perilaku siswa. Siswa yang tidak dapat mengikuti materi yangs edang dibahas oleh guru cenderung berperilaku “menyimpang” seperti: melamun, menulis atau menggambar yang tidak ada hubungannya dengan materi pelajaran, berbicara sendiri atau kegiatan-kegiatan lain yang tidak terkait dengan isi pembelajaran.
4.      Penggunaan papan tulis yang kurang tepat. Pada umumnya guru langsung memulai pelajaran tanpa menuliskan Pokok persoalan yang akan dibahas dan tujuan pembelajarannya. Penulisan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran ini bergna sebagai kontrol bagi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar tidak keluar dari jalur. Kecenderungan lainnya adalah penggunaan papan tulis yang kaacau. Siswa tidak tahu apa sebenarnya yang dibahas, dan untuk apa hal itu dibahas. Guru terlalu sibuk menulis dan membuat ilustrasi di papan tulis yang kadang-kadang sulit ditangkap siswa dan tidak disimpulkan.
5.      Tidak melaksanakan evaluasi. Dengan alasan kekurangan waktu seringkali guru tidak melaksanakan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan. Evaluasi ini bertguna bagi guru untuk mengetahui seberapa besar keefektifan pembelajaran yang dilakukannya. Dengan melakukan evaluasi pada setiap akhir kegiatan bahasan akan bisa mendeteksi siswa mana yang masih kesulitas dan pada bagian apa siswa merasa sulit. Hal ini akan sangat berguna bagi guru dalam membantu siswa.